Begin(ner) Again 🌱
Sebuah refleksi memulai dari awal lagi. Cerita dari Youtube. Buat kamu yang pengen memulai sesuatu.
Post kali ini panjang, nggak terlalu diedit, seperti surat, selamat membaca ya… 🤗 Hope you enjoy it, as if I’m sitting across you sharing my story and lessons. Hihi… Let’ start! ☕️
Growing my Youtube reminded me of my journey growing Dear Aprisa Instagram. Aku hampir ga punya rekoleksi memori gimana kok bisa ya ‘tiba2’ @dear.aprisa ini followersnya 1000, 2000 itu gimana? Kok bisa aku jual weaving course 10 biji dari 1 live IG (padahal harganya 500 ribu itu tahun 2020 🥹) padahal followersku baru 1000. Atau jual grup coaching 7 orang harganya 2.5-3 juta padahal followersnya belum 3000.
Oh ternyata… Ternyata karena aku ga punya ekspektasi apa2. Karena aku… Minding my own business, but at the same time, listening to my audience, and responding to them. And it’s such a sweet soft spot, mendengarkan dan memfasilitasi, sekaligus tetap jujur pada diri sendiri.
🌿 Selama growing Youtube ini aku jadi keinget sama temen2 yg punya ide, punya lessons to share, tapi takut posting…
Going through this again, it makes me think: Sometimes it’s not that deep, sometimes you just need to push through, sometimes you just need to click publish, nggak usah kebanyakan ina inu, harus healing ini itu. I mean let’s be real for a second, yang liat post kamu belum tentu banyak (apalagi di IG, yg algoritmanya makin aneh), and isn’t that a relief? 🤗
Kadang2 kita tuh kebanyakan alesan, excuse, aku harus ini itu, postingnya harus gini gitu, yg ngelike kok dikit. Padahal itu videoku di YT yang ngelike kadang cuma 2 wkwkw. Di IGku? Yang followersnya 5000? Kadang cuma 20 😂 Ngok. Dulu sih aku tutupin jumlahnya soalnya bikin mental breakdown, tapi sekarang, halah biarin ajalah. Capek banget mikirin gini2. Tapi kalo kalian mo tutupin jumlah likenya juga masih bisa kok. Anything lah to get you started 🚀
Sering banget denger dan liat juga (dan sempat ngalamin sendiri di YT). Takut salah ngmg ini itu, harus discript, harus diedit rapi2. Itu lho Youtubeku satu video 2 jam, berapa kali kira2 kesalahan yg bisa kubuat dalam 2 jam 😂 Buanyak buanget. Ada yang keselek, ada yg batuk2, tetangga berisik mandiin anjing, mati listrik, didatengin semut banyak banget, hape jatuh pas rekam dan aku memekik (dan kerekam) 😂
Kadang juga abis recording aku insecure, terus aku tontonin lagi, dan kuliat, “oh not that bad, yaudah post”. Lha mosok aku harus repeat satu pile 40 menit? My ADHD mana tahannn 😂 Keburu pengen lanjut tugas berikutnya. Kalo aku mau editin satu2, keburu anakku kuliah nanti.
Sementara itu, ga sampe 2 bulan, aku udah dapet >1000 watch hours, seperempat jalan dari monetisation. Betapa banyaknya progress yang kusia2kan? 🥲 Berapa banyak orang yg bisa denger wisdom, healing dari videoku? Dan my soothing voiceee (elah aprisa 😂).
Buanyak buanget pelajaran yg kudapetin saat ngebangun Youtubeku ini. Aku sayang Youtubeku. Iya bener aku pengen monetisasi (artinya aku harus dapet minimal 1000 subscribers dan 4000 watch hours), artinya aku harus produksi quality video yang orang2 pengen nonton DAN betah nonton. Aku pengen dong make sales dari Youtubeku, kelas tarotku, kelas2ku lainnya, tarot reading dan coachingku, of course. I’m a business owner anyway, I love to teach and create content, but it’s also how I make a living.
But also at the same time, I really enjoy the process of learning, of figuring shit out. Of milih2 kristal, milih2 warna kutekku, milih2 kartu tarotku, brainstorming topik, desain readingnya gimana, gimana cara promoting my courses and reading yg efektif, kapan, tweaking judul dan thumbnail. Buat bikin shorts yang banyak lalu dischedule…
Learning how to bloom with the smallest things, but also to keep on blooming even when things taste bitter. Blooming is easier when you remember you are a flower.
- @dear.aprisa
Jadi pujian sekecil apapun misal, “suara kamu healing”, atau “auto subscribe karena warna warni”, atau “you are a good reader” itu rasanya bikin aku mau terbang 🥹 🚀 Tapi juga belajar buat ga take personally komen kayak, “bagusan dipendekin dikit rambutnya” atau “jangan kebanyakan pake bahasa inggris”.
Learning how to bloom with the smallest things, but also to keep on blooming even when things taste bitter. Itu sebabnya untuk bisnis, apapun platformnya, apapun nichenya, it has to be something you love growing first. You must be willing to put in the time and energy, to learn, to enjoy the process, even when it’s hard, ESPECIALLY WHEN IT’S HARD. Because there will be hard. And what separates you from others is the fact that you keep on going.
You must be willing to put in the time and energy, to learn, to enjoy the process, even when it’s hard, ESPECIALLY WHEN IT’S HARD. Because there WILL be hard.
- @dear.aprisa
Banyaaak banget hal yang aku pelajari dari mengembangkan Youtube ini, termasuk yang memulai bisnis itu ya, kapan2 aku akan share lagi. Tapi hari ini itu dulu 😘
Btw, tulisan ini aku buat tanpa editing di Whatsapp 🫠 (as always, kalian tau ga sih 😂 tapi biasanya aku edit lebih rapi sih). Hari ini pengen nyobain aja, sharing tanpa struktur, dan kalo free flow nulisnya dengan minimal edit tuh hasil dan rasanya di aku dan kalian gimana, hihiii. Kalo kalian dapet insight apapun, feel free to send me a DM yaa on Instagram 🤗
I’d love to hear from you:
🌿What are you trying to bring to life?
🌿Where are you in that journey?
🌿What have you learned so far?
🌿What are your biggest challenges?
Kalau mau dibantu getting clarity, diskusi or anything, aku ada di sini.
PS: I wanted to drop this pick a pile tarot reading, I just got some ideas abis nonton ini, karena ada satu hal yang aku manifestasikan (udah 17 tahun dan belum kesampean), so maybe you’d love to check your own manifestation as well 🤗 (Jangan lupa like, subscribe dan leave comments yaaa hihiii).
🚀 Click me here! Manifesting Video 💖